Home Kolom Dosen Healing dalam Perspektif Islam.

Healing dalam Perspektif Islam.

39
0
SHARE

Healing dalam Perspektif Islam.

Healing dalam Perspektif Islam: Proses Penyembuhan Spiritual dan Mental
Dalam perspektif Islam, healing (penyembuhan) tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga mencakup dimensi spiritual dan mental. Islam menawarkan pendekatan holistik untuk penyembuhan, di mana kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa saling berkaitan dan semuanya harus diperhatikan. Dalam Islam, kesejahteraan emosional dan spiritual memainkan peran penting dalam kehidupan seorang Muslim, dan ada banyak ajaran yang memberikan petunjuk tentang bagaimana menghadapi luka, kesulitan, atau penderitaan dengan cara yang sehat dan produktif.
Berikut adalah beberapa prinsip utama dalam healing menurut perspektif Islam:

1. Tawakal (Berserah Diri kepada Allah)
• Kepercayaan kepada takdir Allah (Qada’ dan Qadar): Dalam Islam, salah satu kunci healing adalah keyakinan bahwa segala sesuatu, baik atau buruk, berasal dari kehendak Allah. Memiliki tawakal berarti percaya bahwa setiap ujian, penyakit, atau kesulitan adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar, dan di balik setiap ujian terdapat hikmah. Dengan berserah diri kepada kehendak-Nya, seorang Muslim dapat meredakan kecemasan dan mendapatkan kedamaian batin.
• Doa dan permohonan kepada Allah: Selain berserah diri, seorang Muslim diperintahkan untuk terus berdoa dan meminta pertolongan dari Allah. Doa adalah salah satu bentuk healing yang kuat dalam Islam karena itu menciptakan hubungan yang erat antara hamba dan Tuhannya, yang memberikan ketenangan dan harapan.
“Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Penjaga.” (QS. Al-Ahzab: 3)

2. Shalat (Ibadah Sebagai Sarana Penyembuhan)
• Koneksi spiritual yang kuat: Shalat lima waktu adalah sarana penting untuk menghubungkan diri dengan Allah. Dalam konteks healing, shalat bukan hanya kewajiban, tetapi juga alat untuk merenung, memohon ampun, dan mencari ketenangan. Sujud, sebagai posisi terendah dalam shalat, adalah momen di mana seorang hamba paling dekat dengan Allah, dan itu bisa menjadi waktu terbaik untuk memohon kesembuhan.
• Shalat Tahajjud dan Dhuha: Shalat malam (Tahajjud) dan shalat sunnah lainnya juga sangat dianjurkan dalam proses penyembuhan, baik fisik maupun mental. Banyak ulama menyarankan untuk memanfaatkan waktu malam untuk mendekatkan diri kepada Allah dan berdoa, terutama ketika hati sedang dilanda kegelisahan atau masalah.
“Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

3. Sabar (Kesabaran dalam Menghadapi Ujian)
• Kesabaran sebagai sumber kekuatan: Dalam Islam, kesabaran (sabr) adalah salah satu konsep kunci dalam menghadapi kesulitan. Kesabaran tidak hanya berarti menahan diri dari keluhan, tetapi juga menjaga ketenangan hati dan keyakinan bahwa setiap ujian pasti ada ujungnya. Ketika seseorang sabar dalam menghadapi sakit, kesedihan, atau penderitaan, ia sedang menjalani proses healing dengan cara yang mulia.
• Sabar sebagai tanda iman yang kuat: Allah berjanji dalam Al-Qur’an bahwa Dia bersama orang-orang yang sabar dan akan memberikan ganjaran besar bagi mereka yang mampu bertahan dalam menghadapi cobaan hidup. Dengan memelihara kesabaran, seorang Muslim memperkuat jiwanya dan mempercepat proses penyembuhan.
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

4. Dzikir (Mengingat Allah)
• Dzikir sebagai pengobatan hati: Dzikir, yaitu mengingat Allah melalui lafaz seperti “Subhanallah”, “Alhamdulillah”, dan “Allahu Akbar”, adalah salah satu cara paling efektif untuk menenangkan hati dan pikiran. Ketika seseorang berada dalam keadaan cemas, depresi, atau stres, dzikir dapat menjadi jalan keluar untuk melepaskan beban emosional dan mencari ketenangan batin.
• Istighfar (Memohon ampun): Memohon ampun kepada Allah melalui istighfar juga merupakan bagian dari healing. Banyak penyakit fisik dan mental bisa disebabkan oleh dosa-dosa yang kita lakukan, dan dengan memperbanyak istighfar, kita membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan tersebut, yang dapat membuka jalan bagi kesembuhan.
“Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 152)

5. Syukur (Bersyukur di Tengah Ujian)
• Mengembangkan rasa syukur: Dalam kondisi sulit, rasa syukur bisa menjadi alat penyembuhan yang sangat kuat. Mengingat nikmat yang masih Allah berikan di tengah cobaan dapat mengubah perspektif seseorang terhadap penderitaan yang dialaminya. Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu bersyukur kepada Allah dalam segala keadaan, karena syukur membawa kedamaian dan menumbuhkan perasaan cukup.
• Syukur menghilangkan rasa putus asa: Ketika hati dipenuhi dengan rasa syukur, keluhan, keputusasaan, dan kesedihan berkurang. Ini memperkuat hubungan seorang Muslim dengan Allah, dan mengundang lebih banyak nikmat dan keberkahan dalam hidup.
“Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)

6. Ruqyah (Pengobatan Spiritual)
• Ayat-ayat Al-Qur’an sebagai penyembuhan: Dalam Islam, ruqyah adalah metode pengobatan yang melibatkan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an untuk mengobati gangguan fisik, mental, atau spiritual. Surah Al-Fatihah, Ayat Kursi, Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas sering digunakan dalam ruqyah untuk melindungi dan menyembuhkan diri dari gangguan.
• Pengobatan yang sesuai sunnah: Selain ayat-ayat Al-Qur’an, metode penyembuhan yang disarankan Nabi Muhammad SAW juga termasuk dalam ruqyah, seperti meminum madu, habbatus sauda (jintan hitam), dan menjaga kesehatan melalui makanan yang halal dan baik.
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Isra’: 82)

7. Shadaqah (Sedekah sebagai Sarana Penyembuhan)
• Sedekah sebagai penawar: Dalam ajaran Islam, memberikan sedekah dianggap sebagai salah satu cara untuk membersihkan diri dari dosa dan mempercepat proses penyembuhan. Sedekah bukan hanya bermanfaat bagi orang yang menerima, tetapi juga membawa kebaikan spiritual bagi yang memberi, seperti menyembuhkan penyakit, menghapus dosa, dan mendatangkan keberkahan.
• Penyembuhan melalui kebaikan kepada orang lain: Dalam Islam, membantu orang lain, terutama mereka yang membutuhkan, adalah bagian dari jalan untuk mendapatkan kesembuhan. Allah memberikan ganjaran dan keberkahan kepada mereka yang berbuat baik, yang bisa menjadi penyembuhan dalam bentuk fisik maupun spiritual.
“Obatilah orang sakit di antara kalian dengan bersedekah.” (HR. Baihaqi)

8. Silaturahmi dan Dukungan Sosial
• Kekuatan komunitas: Dalam Islam, menjaga silaturahmi dan hubungan baik dengan keluarga serta masyarakat sangat dianjurkan. Dukungan sosial dari keluarga dan komunitas dapat memberikan ketenangan batin dan mempercepat proses healing, terutama ketika seseorang merasa sendirian atau terisolasi.
• Berbagi dengan sesama: Islam juga mengajarkan pentingnya berbagi kesedihan dan kebahagiaan dengan orang lain. Dengan berbagi perasaan dan mendapatkan nasihat dari orang yang dipercayai, seorang Muslim dapat meringankan beban mental dan emosional.

Kesimpulan

Healing dalam perspektif Islam adalah proses yang melibatkan tubuh, pikiran, dan jiwa. Penyembuhan tidak hanya bergantung pada solusi medis, tetapi juga pada pendekatan spiritual yang mendekatkan seorang Muslim kepada Allah. Melalui tawakal, sabar, dzikir, sholat, syukur, ruqyah, shadaqah, dan silaturahmi, seorang Muslim dapat menemukan ketenangan, kekuatan, dan kesembuhan sejati. Dalam segala proses penyembuhan, keyakinan bahwa Allah Maha Penyayang dan selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya adalah landasan utama bagi seorang Muslim dalam menghadapi segala cobaan dan penyakit.

Rahasia Kebahagiaan adalah rasa syukur kepada Allah.

Kebahagiaan sering dianggap sebagai sesuatu yang sulit diraih, terutama ketika hidup dihadapkan pada berbagai ujian dan tantangan. Namun, dalam Islam, rahasia kebahagiaan yang sejati sebenarnya sederhana dan dekat dengan hati setiap Muslim: rasa syukur kepada Allah. Syukur (bersyukur) adalah inti dari kepuasan dan kebahagiaan hidup, karena dengan mensyukuri apa yang kita miliki, kita akan merasakan nikmat yang lebih besar dari setiap aspek kehidupan, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.

Berikut adalah beberapa poin penting yang menjelaskan mengapa rasa syukur kepada Allah menjadi rahasia kebahagiaan:

1. Syukur Mengubah Perspektif Hidup
• Melihat dari sisi positif: Bersyukur membantu kita melihat kehidupan dari sudut pandang yang positif. Daripada fokus pada apa yang hilang atau belum tercapai, syukur mengarahkan kita untuk menghargai apa yang sudah ada. Dengan cara ini, kita mulai merasakan kebahagiaan dari nikmat-nikmat kecil yang sering kali terabaikan.
• Hikmah di balik setiap ujian: Dalam Islam, ujian dan kesulitan dianggap sebagai bagian dari takdir Allah yang mengandung hikmah. Orang yang bersyukur bahkan dalam kesulitan akan menemukan kebahagiaan melalui pemahaman bahwa setiap cobaan adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan pahala yang lebih besar.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

2. Syukur Mengundang Keberkahan
• Syukur mendatangkan nikmat yang lebih banyak: Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjanjikan bahwa rasa syukur akan mendatangkan lebih banyak nikmat dan keberkahan dalam hidup. Ini adalah jaminan dari Allah bahwa setiap kali kita bersyukur atas nikmat yang diberikan, baik besar maupun kecil, Allah akan menambah kebaikan tersebut.
• Keberkahan dalam segala aspek: Rasa syukur tidak hanya mendatangkan keberkahan materi, tetapi juga kesehatan, kedamaian hati, dan hubungan yang harmonis. Ini adalah sumber kebahagiaan yang utuh dan menyeluruh dalam kehidupan seorang Muslim.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim: 7)

3. Syukur Memberikan Kedamaian Batin
• Mengurangi kecemasan dan ketidakpuasan: Banyak orang merasa gelisah karena selalu merasa kurang atau tidak puas dengan hidupnya. Namun, dengan bersyukur, kita bisa menghilangkan rasa ketidakpuasan dan fokus pada nikmat yang telah Allah berikan. Rasa syukur adalah kunci untuk mendapatkan kedamaian batin, karena kita tidak lagi terperangkap dalam keinginan-keinginan dunia yang tidak pernah berakhir.
• Syukur sebagai obat hati: Syukur juga merupakan obat bagi hati yang sering terjangkit oleh rasa iri, cemburu, atau kekecewaan. Ketika kita mensyukuri apa yang kita miliki, kita akan lebih mudah menerima keadaan orang lain tanpa perasaan negatif, karena kita yakin bahwa setiap orang menerima apa yang Allah tetapkan sesuai dengan takdir mereka.
“Sesungguhnya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

4. Syukur Membuat Kita Lebih Dekat dengan Allah
• Tanda cinta dan keimanan kepada Allah: Syukur adalah bentuk nyata dari kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Ketika kita bersyukur, kita mengakui bahwa semua nikmat yang kita terima datang dari Allah, dan ini adalah pengakuan yang memperkuat iman dan kedekatan kita dengan-Nya.
• Menambah ibadah dan ketaatan: Orang yang bersyukur akan lebih terdorong untuk melakukan ibadah dengan penuh rasa ikhlas. Syukur mendorong kita untuk lebih taat kepada Allah, karena kita merasa begitu banyak diberi nikmat yang tak ternilai. Syukur tidak hanya berupa ucapan, tetapi juga terwujud dalam tindakan nyata dengan meningkatkan ibadah, amal baik, dan menghindari kemaksiatan.
“Dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 172)

5. Syukur dalam Segala Keadaan
• Syukur dalam kesenangan dan kesulitan: Dalam Islam, kita diajarkan untuk bersyukur baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Bersyukur dalam kesenangan adalah hal yang lebih mudah, namun bersyukur dalam kesulitan menunjukkan tingkat keimanan yang tinggi. Dengan mengingat bahwa setiap ujian adalah bagian dari kasih sayang Allah, kita dapat menemukan kebahagiaan bahkan di tengah tantangan hidup.
• Syukur sebagai bentuk sabar: Bersyukur ketika menghadapi kesulitan adalah bentuk lain dari kesabaran (sabr). Orang yang sabar dan bersyukur akan mendapatkan kebahagiaan dari keyakinan bahwa Allah tidak pernah memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya, dan di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
“Sungguh menakjubkan perkara orang beriman, karena semua urusannya adalah baik. Jika ia mendapatkan kebaikan, maka ia bersyukur, dan itu adalah baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah, maka ia bersabar, dan itu adalah baik baginya.” (HR. Muslim)

6. Syukur sebagai Bentuk Pengakuan atas Ketergantungan kepada Allah
• Mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah: Rasa syukur membantu kita memahami bahwa setiap nikmat dan anugerah yang kita terima, baik materi maupun non-materi, adalah pemberian dari Allah. Tidak ada yang datang dari diri kita sendiri tanpa izin dan kehendak-Nya. Pengakuan ini memperkuat tawakal (berserah diri) kita kepada Allah dan mengurangi ketergantungan pada hal-hal duniawi yang fana.
• Menguatkan tawakal dan keyakinan: Ketika kita bersyukur, kita secara tidak langsung memperkuat tawakal kepada Allah. Kita menjadi lebih percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik pengatur hidup, dan Dia akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang bersyukur.
“Katakanlah: ‘Segala puji bagi Allah, yang tiada mempunyai anak, dan tiada mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, dan tiada mempunyai pelindung karena kehinaan-Nya dan agungkanlah Dia seagung-agungnya’.” (QS. Al-Isra: 111)

7. Syukur Menjaga Hati dari Penyakit Duniawi
• Menghindarkan diri dari sifat tamak dan serakah: Dalam kehidupan modern yang penuh dengan godaan materi, syukur berfungsi sebagai penghalang dari sifat tamak dan serakah. Orang yang bersyukur merasa puas dengan apa yang telah Allah berikan, sehingga tidak mudah terperangkap dalam keinginan berlebihan untuk mengumpulkan harta benda atau status sosial.
• Meningkatkan keikhlasan: Rasa syukur membawa kita pada keikhlasan dalam segala tindakan. Kita tidak melakukan sesuatu karena ingin dihargai oleh manusia, tetapi semata-mata karena Allah dan untuk mencari ridha-Nya.
Kesimpulan

Rasa syukur kepada Allah adalah rahasia kebahagiaan dalam Islam. Dengan bersyukur, kita melihat kehidupan dari sudut pandang yang lebih positif, lebih menghargai nikmat yang kita miliki, dan lebih tenang dalam menghadapi ujian hidup. Syukur juga mendatangkan keberkahan, menjaga hati kita tetap damai, dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT. Ketika hati dipenuhi dengan rasa syukur, kebahagiaan sejati akan muncul, karena kita menyadari bahwa segala sesuatu dalam hidup, baik maupun buruk, adalah anugerah dari Allah yang penuh dengan hikmah.

( DR Nasrul Syarif M.Si. Jogjakarta, 26 September 2024, Whiz Hotel Malioboro. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Psikologi Pendidikan Pascasarjana UIT LIrboyo)