KEDIRI – Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Lirboyo Kediri menggelar acara Workshop Penyusunan Kurikulum PGMI Pascasarjana IAI Tribakti pada Senin, 18 September 2017, dengan tema “Mengintegrasikan Nilai Kepesantrenan.”
Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Lirboyo Kediri merupakan perguruan tinggi yang lahir dari rahim Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Pesantren yang cukup ternama di Jawa Timur dan Nusantara telah melahirkan banyak kader dan tokoh nasional. Dari pesantren untuk Bangsa, demikian tepatnya slogan yang sering di dengungkan oleh civitas akademik IAI Tribakti Lirbiyo Kediri. Ini memberikan makna, bahwa hadirnya pesantren dan perguruan tinggi Lirboyo Kediri dipersembahkan untuk kemajuan peradaban bangsa. Melalui Pendidikan yang berkarakter keagamaan tentu akan memberikan warna, corak, dan nilai apik untuk kemajuan peradaban bangsa.
Program Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Lirboyo Kediri memiliki dua program study, yaitu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Pendidikan Agama Islam (PAI). Keduanya akan melahirkan magister yang kompeten dibidangnya. Masing-masing prodi diampu oleh tenaga dosen yang professional dan diasuh langsung oleh figure Kiyai Lirboyo Kediri KH KH. Abdullah Kafabihi Mahrus dan Dr. H. Reza Ahmad Zahid, Lc. Ma. Tentu akan memberikan impact yang baik terhadap lulusan magister IAI Tribakti. Selain di atas input dari mahasiswa Pascasarjana IAI Tribakti merupakan santri dan praktisi akademisi lembaga Pendidikan regional kediri dan sekitarnya. Ini memberikan gesekan akademik antara dimensi konseptual theoretic dan operasional praktik. Pertemuan keduanya melahirkan geliat atmosfir akademik yang cukup kompetitif. Maka, temu kelas dalam proses perkuliahan semakin menambah wawasan pengetahuan dan keilmuan yang lebih komprehensif. Pengetahuan yang diperoleh melalui membaca, menulis (makalah, artikel, jurnal, review buku dll), mendengar, dan diskusi serta ditambah pengalaman empiric akan memperkokoh nalar kritis mahasiswa. Suasana akademik demikian menjadi ideal apabila dipadu dengan desain kurikulum di Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Lirboyo Kediri, yaitu keilmuan berbasis keagamaan (Islam), ke-Indonesia-an, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kepesantrenan perspektif Islam ahli sunah wal jamaah.
Fenomena sosial menunjukan adanya persinggungan di segala segmen kehidupan masyarakat. Lembaga Pendidikan-pun harus beradaptasi, berubah (transformasi), membaca peluang, dan bahkan harus mampu meneropong jauh kedepan. Menyitir pendapat neo modernisme Fazlur Rahman, bahwa untuk memahami ayat alquran perlu menggunakan teori double movement. Terdapat dua langkah untuk memahami alquran (tidak hanya sebatas kitab suci, tetapi banyak entitas yang perlu dipahami dengan menggunakan teori double movement), yaitu; pertama, sosio historis atau membaca teks yang dibarengi melihat latar belakang sejarah kejadian munculnya sebuah fenomena (asbabul nuzul). Kedua, kontekstual atau melihat keadaan yang sedang terjadi secara kontekstual. Konteks ini meliputi, zaman, keadaan, dan kondisi baru yang sedang trending. Teori tersebut dapat digunakan sebagai wawasan akdemisi dan praktisi dalam membangun paradigma keilmuan. Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Lirboyo Kediri perlu melakukan elaborasi teori menjadi triple movement. Selaras dengan nama Tribakti yang mengandung tiga dimensi, yaitu taat kepada Allah, taat kepada utusan Allah Rasul, dan kepada pemerintah atau ulul amri. Triple movement merupakan cara pandang terhadap fenomena menggunakan tiga langkah pendektan, yatu; sosio historis, kontekstual, dan masa depan (visioner). Kepesantrenan (karena lahir dari Pondok Pesantren), ke-Indonesiaan (menjadi mahasiswa yang cinta tanah air), dan ilmu pengetahuan dan teknologi tentu menjadi Trilogi keilmuan pengguna Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Lirboyo Kediri.
Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Lirboyo Kediri menjadi kampus yang mengantarkan cita-cita seluruh anak bangsa. Suasana belajar yang kondusif didukung adanya tradisi pesantren yang kental akan keilmuan, maka akan lahir budaya akademik. Perpaduan antara kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman dan iklim lembaga Pendidikan yang kondusif menjadi embrio lahirnya kader-kader terbaik bangsa. Jadi, Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Lirboyo Kediri merupakan tempat yang yang strategis untuk mewujudkan cita-cita Bangsa.
Berkenaan dengan desain kurikulum pascasarjana IAI Tribakti melakukan sosialisasi kurikulum. Sosialisasi yang di gelar di aula Mahrus Ali dihadiri oleh seluruh mahasiswa pascasarjana dan civitas akademik serta stakeholder. Dr. Turmudi, M.Pd. selaku kepala jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) meyampaikan; pentingnya sosialisasi kurikulum. Melalui sosialisasi ini diharapkan seluruh civitas akademik dapat memahami tujuan visi misi Pascasarjana IAI Tribakti. Tentunya proses ini akan memberikan beberapa catatan agar kedepanya dapat dijadikan bahan evaluasi dan peninjauan kurikulum. Antusias mahasiswa, civitas akademik, dan stakeholder terhadap acara ini begitu antusias. ini ditunjukan dengan adanya beberapa respon yang disampaikan terhadap pengelola Pascasarjana IAI Tribakti terhadap desain kurikulum.
Melalui desain kurikulum berbasis keagamaan (Islam), ke-Indonesia-an, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kepesantrenan perspektif Islam ahli sunah wal jamaah diharapkan dapat memberi warna baru terhadap khasanah keilmuan di tengah-tengah pergumulan inteleketual perguruan tinggi keagamaan Islam. Kurikulum yang menjadi seperangkat rencana, pengaturan terkait tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta strategi yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan Pendidikan akan membantu tercapainya tujuan Pascasarjana IAI Tribakti. Berkenaan dengan desain kurikulum dan sosialiasi kurikulum Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dapat memberikan persepsi dan cara pandang yang sama terhadap seluruh masyarakat kampus. Dengan demikian, usaha untuk mencapai tujuan Pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.